Bali Memiliki Potensi Panas Bumi Untuk Kebutuhan Energi Listrik
Bali merupakan pulau yang memilik gunung berapi yang aktif dan memiliki jedah waktu yang tidak tentu untuk erupsi yaitu gunung agung yang terletak di kabupaten karangasem, besar kemungkinan bali memiliki panas bumi di perut bumi yang berpotensi besar untuk energi panas bumi dapat memenuhi kebutuhan energi listrik di bali. Bali sendiri telah memiliki pembangkit listrik besar seperti PLTU Celukan Bawang, PLTGU Gilimanuk, PLTGU Pemaron, PLTGU Pesanggaran dan Listrik dari Pulau Jawan melalui Kabel Bawah Laut.
Panas Bumi merupakan hasil bumi dari suatu tempat sehingga dapat menjadi pendapatan daerah untuk suatu pemerintahan setempat serta menciptakan lapangan kerja baru bagi warga setempat dan provinsi. Bali provinsi yang fokus pada pariwisatanya secara garis besar, sehingga kebutuhan energi listrik sangat prioritas agar layanan pariwisata dapat berjalan dengan baik dengan pasokan listrik yang stabil.
Namun rencana panas bumi di bali mendapat penolakan dari masyarakat setempat dan juga dari pemerintahan daerahnya di karenakan lokasi panas bumi merupakan Lahan Sakral, jika sudah sakral ini tidak dapat di bantah/di debatkan dan di jelaskan dengan kata-kata yang harus kita lakukan adalah mendengarkan serta menghentikan proyek tersebut untuk menghormati ke Sakral-an tempat tersebut.
Sisi lain apabila bukan daerah sakral potensi panas bumi bali sangatlah baik dan mampu menciptakan daya listrik sekitar 175 MW dimana saat ini baru terdapat 3 Sumur yang siap beroperasi yaitu Sumur Bel 1, Bel 2 dan Bel 3. Jika mampu di riset kembali mungkin potensi bisa lebih besar karena membutuhkan waktu untuk melakukan riset.
Disaat pandemi covid-19 ini membuat bali terpuruk di karenakan terhentinya pariwisata bali untuk mencegah korban lebih besar bagi masyarakat bali, jika saja panas bumi ini berjalan bisa menopang ekonomi daerah bali. Panas Bumi merupakan energi hijau dan terbarukan serta sangat ramah terhadap lingkungan daripada menggunakan pembangkit listrik nuklir dan batubara yang memiliki limbah yang berbahaya bukan saja untuk lingkungan juga untuk masyarakat setempat. Nuklir dengan radioaktif serta Debu sisa pembakaran dari pembakaran batubara perlu perhatian khusus dan ekstra dalam proses operasinya.
Untuk panas bumi sangat ramah terhadap lingkungan dan berlangsung terus menerus selama panas bumi masih tersedia, sehingga sangat baik menjadi energi prioritas bagi suatu daerah untuk keberadaannya. Kembali kepada bali keberadaan panas bumi tidak tepat pada tempatnya karena berada di lahan sakral yang harus di hormati sehingga proyeknya harus di hentikan walaupun memiliki potensi kemerdekaan energi bagi bali tersendiri, Namun jika kedepannya dengan teknologi yang maju mampu memanfaatkan potensi panas bumi dengan sistem directional drilling atau lainnya sehingga tidak harus di lakukan di lahan sakral namun bisa dari lahan tidak sakral yang tidak menimbulkan penolakan dari masyarakat setempat.
NB : Selalu Promosi Bisnis Anda di www.iklanindonesia.com atau www.iklanbarisonline.com. Gratis